Antara Asuransi dan Tutup Tumbler

pentingnya asuransi untuk menghadapi risiko tak terduga

Untuk teman bekerja, saya selalu menyediakan sebuah tumbler berisi air es. Demi kesehatan, para pekerja yang lebih sering duduk seperti saya ini wajib banyak minum air putih, bukan?

Tumbler saya ini pemberian seorang teman. Memiliki dinding kedap udara sehingga bisa mempertahankan suhu minuman di dalamnya untuk waktu yang sangat lama. Tutupnya juga sangat rapat, sehingga saya tidak pernah kuatir saat memasukkan tumbler ini dalam tas, bersama dokumen-dokumen penting dan laptop.

Di sisi lain, tutupnya yang rapat ini kadang cukup mengganggu bagi saya. Bila tumbler ini sedang dalam keadaan tertutup rapat, maka saya harus meluangkan waktu beberapa detik untuk memutar tutupnya sebelum bisa menikmati isinya. Saat konsentrasi sedang tercurah pada laptop di hadapan, kadang timbul rasa malas untuk menjalankan ritual buka dan tutup tumbler ini. Akhirnya saya mulai terbiasa untuk memasang tutup tumbler ini secara asal-asalan. Selama posisinya melindungi mulut tumbler dari masuknya debu atau serangga, beres. Toh sekalipun tutupnya tidak terpasang sempurna, kemampuannya menjaga suhu minuman tetap terjaga kok.

Pada suatu hari, ketika saya baru saja mematikan dan menutup laptop, saya menemukan kabel charger laptop agak susah dicabut dari stop kontak. Saya tarik-tarik, tidak juga lepas. Akhirnya dengan mengerahkan sedikit tenaga ekstra, saya tarik lebih kuat, dan… berhasil! Tapi gawat, tak sengaja siku saya menyenggol tumbler, yang seperti biasa dalam keadaan tidak tertutup rapat. Akibatnya tumbler tumbang ke atas meja, air dan potongan es di dalamnya berhamburan ke sana ke mari. Untuuung, tidak sampai mengguyur laptop!

Fiuh.

Eh sebentar, sampai sini masih belum jelas apa maksud judul tulisan ini.

Begini:

Kadang sikap kita terhadap asuransi sama seperti sikap saya terhadap tutup tumbler: merasa tidak akan kenapa-napa bila tidak terproteksi.

Lihat, sekalipun tidak tertutup rapat, minuman dalam tumbler ini tetap dingin dan tidak kemasukan debu atau serangga!
Lihat, walaupun saya tidak punya proteksi asuransi, hidup saya baik-baik saja, tetap sehat dan bahagia!

Sama, kan?

Padahal risiko kehidupan itu sama seperti risiko tumbler tersenggol siku: tidak pernah terbayangkan akan terjadi, tidak pernah diinginkan untuk terjadi, namun bila akan terjadi, terjadilah. Orang normal mana sih yang sehari-harinya membayangkan dirinya dirawat di rumah sakit, lalu menghabiskan biaya ratusan juta hingga miliaran? Atau membayangkan, bila hari ini ajal menjemput sehingga ia terpaksa meninggalkan keluarga tercinta untuk selama-lamanya? Tidak ada. Tapi bila saatnya itu terjadi, maka akan terjadilah.

Dan saat risiko itu terjadi, barulah terasa pentingnya asuransi. Keberadaan asuransi akan memberikan perbedaan besar pada seberapa parah dampak risiko pada kehidupan kita.

Tutup tumbler yang terpasang dengan benar tidak bisa mencegah tumbler itu dar risiko tersenggol siku, tapi minimal ia bisa menyelamatkan isinya dari tumpah ke meja dan lantai.

Asuransi tidak bisa mencegah datangnya penyakit atau memperlambat ajal, namun bila risiko itu terjadi, minimal dia bisa membantu meringankan penderitaan, khususnya dari aspek finansial.

Di blog ini saya akan bercerita segala hal yang saya tahu tentang asuransi. Tapi bagi Anda yang kurang punya banyak waktu untuk membaca, bisa langsung menghubungi saya untuk berdiskusi lebih lanjut tentang asuransi.

Hubungi saya di:

2 comments

Tinggalkan komentar